Pentingnya Lindungi Kulit dari Radiasi Sinar UV
1.
Pengertian Sinar Ultraviolet (UV)
Sinar ultraviolet
(UV) atau ultraungu adalah gelombang elektromagnetik yang terlentak pada
rentang panjang gelombang 100 nm- 400nm. Sinar ini tidak dapat terlihat oleh
mata.
Sumber radiasi UV
alami adalah matahari, tetapi karena serapan atom oksigen sehingga membentuk
lapisan ozon, maka radiasi matahari yang sampai ke bumi (terestrial)
intensitasnya lebih rendah yang meliputi UV dengan panjang gelombang 100–400
nm, sedangkan panjang gelombang yang lebih pendek diserap oleh lapisan
atmosfer. Sebagai penyerap utama radiasi UV, lapisan gas ini berfungsi sebagai
pelindung bumi dari pajanan sebagai radiasi UV yang lebih pendek dari 340 nm.
Semakin berkurangnya lapisan ozon sebagai akibat dari pelepasan chlorofluorocarbon (CFC) hasil buatan
manusia ke atmosfer akan memperkecil tingkat proteksi ozon terhadap sinar UV
dan menyebabkan tingkat kerusakan akibat pajanan radiasi UV semakin besar (De
Grujl, 2000).
2.
Jenis-jenis Sinar Ultraviolet (UV)
a.
UV-A
UV-A adalah sinar UV yang
memiliki panjang gelombang yang paling panjang, yakni 320–400 nm. Sinar UV-A
meliputi 95% radiasi yang mencapai permukaan bumi dan 30-50 kali lebih umum
dari sinar UV-B walaupun kurang intens. Radiasi UV-A menembus sampai dermis dan
dapat merusak serat-serat yang berada di dalamnya. Selain itu, UV-A dapat
menembus kaca. Intensitas radiasi UV-A lebih konstan daripada UV-B.
b.
UV-B
UV-B adalah sinar UV yang
memiliki panjang gelombang pendek, yakni 290-320 nm. Sinar UV-B memiliki
intensitas tertinggi saat sinar matahari terang (antara jam 10.00-14.00).
Sebagian sinar UV-B terblokir oleh lapisan ozon di atmosfer. UV-B tidak
menembus kaca.
c.
UV-C
UV-C adalah sinar UV yang
memiliki panjang gelombang sangat pendek, yakni 100-290 nm. UV-C merupakan sinar
UV yang paling berbahaya. Mayoritas sinar ini terserap di lapisan atmosfer
(ozon). Dengan meluasnya kerusakan lapisan ozon karena pelepasan bahan kimia
tertentu ke lingkungan, seperti CFC (freon) dan lainnya, akan banyak UV-C yang
lolos ke bumi dan menimbulkan berbagai dampak yang merugikan bagi manusia. (Kumalawati, no date; WHO, 2009)
3.
Dampak Sinar Ultraviolet (UV) bagi Kesehatan
§ Sunburn
Tanda yang segera terlihat akibat radiasi ultraviolet berlebih
adalah sunburn. Kulit menjadi
kemerahan, kering, bahkan menjadi sangat sensitif dan nyeri. Hal ini merupakan
suatu bentuk iritasi kulit yang terpapar sinar ultraviolet. Biasanya gejala ini
juga disertai rasa gatal pada bagian kulit yang memerah.
§ Kulit
menjadi gelap atau tan
Terlalu sering terkena matahari akan menyebabkan sel pigmen di
kulit melepaskan pigmennya. Pelepasan pigmen merupakan respons alami pertahanan
kulit dalam rangka memberikan lapisan perlindungan tambahan. Bila hal ini terus
terjadi, kulit bisa menjadi lebih gelap.
§ Kulit
tampak lebih ‘tua’
Seiring dengan waktu, sinar UV yang terus-menerus mengenai
kulit akan merusak serat kolagen dan elastin. Akibatnya, kulit tampak keriput,
kendur, dan pori-pori membesar.
§ Kanker
kulit
Terlalu banyak radiasi UV akan merusak materi genetik yang ada
di sel kulit. Bila kerusakan ini terus berlanjut, akan membuat pertumbuhan sel
kulit menjadi tidak terkontrol sehingga terjadilah kanker kulit. Perlu diketahui,
saat ini kanker kulit menjadi jenis kanker yang paling sering muncul, dan
angkanya terus meningkat. (4 Bahaya Sinar
UV bagi Kulit - Info Sehat Klikdokter.com, no date)
§ Menimbulkan
penyakit katarak
Katarak merupakan kondisi mata yang tertutupi atau terhalang
selaput-selaput tertentu sehingga membuat penglihatan menjadi berkabut dan cukup
jelas. Selain faktor usia, paparan sinar UV juga menjadi salah satu pemicu
timbulnya katarak.
§ Dapat
menimbulkan eritema
Eritema merupakan kondisi dimana kulit kaki mengalami
kemerahan dan bengkak. Hal ini disebabkan oleh paparan sinar UV-B. (Isfardiyana and Safitri, 2014)
§ Kerusakan
pada kornea
Ultraviolet adalah mutagen untuk p53 tumor supresor gene pada limbal basal stem cell. Tanpa apoptosis, transforming
growth factor-beta diproduksi dalam jumlah berlebihan dan menimbulkan
proses kolagenase meningkat. Sel-sel bermigrasi dan angiogenesis. Akibatnya
terjadi perubahan degenerasi kolagen dan terlihat jaringan subepitelial
fibrovaskular. Jaringan subkonjungtiva terjadi degenerasi elastis proliferasi
jaringan vaskular bawah epithelium dan kemudian menembus kornea. Kerusakan pada
kornea terdapat pada lapisan membran bowman oleh pertumbuhan jaringan
fibrovaskular, sering disertai dengan inflamasi ringan. Epitel dapat normal,
tebal atau tipis dan kadang terjadi dysplasia (Khurana, 2007).
4.
Perlindungan dari Radiasi Sinar Ultraviolet
Oleh
sebab itu, pemakaian suncreen atau sunblock atau tabir surya sebelum
aktivitas sehari-hari itu penting untuk melindungi kulit dari radiasi sinar UV.
Pilih sunscreen yang mengandung SPF (Sun
Protection Factor) dan PA (Protection
grade of UVA) atau PPD (Persistent Pigment
Darkening).
·
SPF
Angka SPF hanya berurusan dengan UV-B. Menurut Dr. James
Spencer, dokter kulit asal Amerika Serikat (AS), mengatakan, SPF 15 menghalangi
94% sinar UVB, SPF 30 menghalangi 97%, dan SPF 45 menghalangi 98%. SPF lebih
dari itu tak bermanfaat lagi karena tak ada sunscreen
yang mampu melindungi kulit dari sinar UV-B hingga 100%.
·
PPD
PPD mirip dengan SPF. Bedanya, PPD adalah kode untuk sinar UV-A
sementara SPF untuk UV-B. Sunscreen
dengan angka PPD 10 berarti kulit Anda akan terpapar efek buruk UVA dalam waktu
10 kali lipat lebih lama ketimbang jika Anda tidak pakai sunscreen.
·
PA
Kalau PPD adalah sistem yang biasanya digunakan di Eropa, maka
PA (Protection Grade of UV-A)
digunakan di negara Asia, seperti Jepang atau Korea. Biasanya ada yang tertulis
PA++, PA+++, dan PA+++++. PA+ adalah sunscreen dengan angka PPD 2 hingga di
bawah 4, PA++ sama dengan PPD 4 hingga 8, PA+++ adalah 8 hingga 16, dan PA++++
berarti PPD 16 ke atas. (Kode SPF dan PA
pada Sunscreen, Apa Artinya? - Womantalk, no date)
5.
Beda Sunscreen
dan Sunblock
Sunscreen atau sering disebut sebagai tabir surya berfungsi untuk
menyaring sinar UV yang sampai ke kulit, hal ini menyebabkan masih ada
kemungkinan adanya sinar UV yang terserap kulit walaupun sebagian lagi
terhalang oleh lapisan kulit yang telah diolesi sunscreen. Maka
dari itu, sunscreen tidak dapat menjamin 100% pemakainya
terhindar dari risiko kanker kulit, biasanya sunscreen digunakan
untuk menghindari sunburnatau kulit yang terbakar sinar matahari.
Teksturnya pun ketika dipakai lebih tipis dan tidak terlalu kentara terlihat
ketika dipakai.
Sedangkan sunblock memiliki
proteksi yang lebih tinggi kepada kulit ketika dipakai. Seperti katanya, “block”,
pemakaian sunblock memang berfungsi untuk mem-blocking masuknya sinar matahari ke
kulit. Ketika kita menggunakan sunblock biasanya akan
tampak lapisan putih ketika kita memakainya, karena sunblock teksturnya
tidak terserap kulit, melainkan membangun lapisan baru di atas kulit sehingga
menghalangi kulit dari sinar UV berbahaya. Maka dari itu, proteksi kulit dengan
pemakaian sunblock akan lebih tinggi dibandingkan dengan
penggunaan sunscreen biasa. (Nuzulil, no date)
6.
Bahan Kimia pada Sunscreen yang Perlu Dihindari
o
Oxybenzone
Oxybenzone
dipercaya dapat menyerap UV-B dan merupakan bahan aktif yang paling banyak
digunakan di dalam chemical sunscreen.
Efek samping yang dapat disebabkan:
E Endocrine Disruptors: mempengaruhi
endokrin atau hormon di dalam tubuh yang bisa menyebabkan kanker, gangguan
kehamilan, dan bahkan menghambat pertumbuhan.
E Photoallergen:
Menimbulkan alergi pada kulit ketika terkena paparan sinar UV seperti warna
kemerahan, bengkak dan rasa gatal.
E Memproduksi
radikal bebas pada kulit.
o
Retinyl
Palmitate
Retinyl Palmitate adalah
vitamin A sintentis yang sering digunakan dalam produk kosmetik, sunscreen,
atau sunblock yang berfungsi untuk menghindari kerusakan kulit dari paparan
sinar matahari. Namun penggunaan vitamin A di kulit secara langsung bukan
dikonsumsi dalam bentuk makanan, seperti retinol dan retinyl palmitate, masih menjadi kontroversi di kalangan peneliti
karena bahan ini salah satunya dapat bersifat karsinogen atau memicu kanker,
selain itu juga dapat menimbulkan efek kemandulan dan merusak DNA tubuh.
o
PABA (Para
Amino Benzoic Acid)
Sering digunakan di dalam sunscreen
untuk menyerap sinar UVB. Pemakaian PABA jangka panjang bisa menyebabkan
iritasi dan alergi pada kulit seperti muncul warna kemerahan pada wajah dan
rasa gatal.
o
Octinoxate
Meski reaksi alergi dari octinoxate
jarang terjadi, tetapi octinoxate
dapat menyebabkan endocrine disruptors
yang berujung pada gangguan kehamilan atau bahkan memicu kanker.
o
Homosalate
Bahan ini membantu memudahkan sunscreen terserap kulit. Sekali
terserap, homosalate berakumulasi di
dalam tubuh lebih cepat dibanding ketika kita mengeluarkannya sehingga akhirnya
berubah menjadi racun dan mengacaukan hormon.
o Octocrylene
Jika zat kimia ini terkena sinar UV, maka sinar UV pun diserap
dan octocrylene memproduksi radikal
oksigen yang dapat merusak sel dan menyebabkan mutasi. Karena mudah diserap
kulit akhirnya tertimbun di dalam tubuh. Selain berbahaya bagi tubuh, zat ini
juga bisa menjadi racun bagi lingkungan. (Nuzulil, no date; Adriani, 2016; Yesinia, 2016;
Aprilliana, 2017)
Referensi:
4 Bahaya Sinar UV bagi
Kulit - Info Sehat Klikdokter.com (no date). Available at:
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2910414/4-bahaya-sinar-uv-bagi-kulit
(Accessed: 20 April 2018).
Adriani, H. (2016) Bahaya! Jangan Sampai Kamu Menggunakan Sunscreen
dengan 7 Bahan Ini! | Kawaii Beauty Japan. Available at:
https://kawaiibeautyjapan.com/article/3269/bahaya-jangan-sampai-kamu-menggunakan-sunscreen-dengan-7-bahan-ini
(Accessed: 22 April 2018).
Aprilliana, A. (2017) Hati-Hati! 6 Kandungan Sunscreen Ini Ternyata
Berbahaya untuk Kesehatan KulitBeauty Journal. Available at:
https://journal.sociolla.com/beauty/dampak-buruk-kandungan-sunscreen/
(Accessed: 22 April 2018).
Isfardiyana, S. H. and Safitri, S. R. (2014) ‘Pentingnya melindungi kulit
dari sinar ultraviolet dan cara melindungi kulit dengan sunblock buatan sendiri’,
3(2), pp. 126–133.
Kode SPF dan PA pada Sunscreen, Apa Artinya? - Womantalk (no date). Available
at: https://womantalk.com/beauty/articles/kode-spf-dan-pa-pada-sunscreen-apa-artinya-DPmgv
(Accessed: 22 April 2018).
Kumalawati, H. (no date) PENGARUH RADIASI SINAR ULTRAVIOLET TERHADAP
KULIT. Available at:
http://hida-kumaphuma.blogspot.co.id/2013/01/pengaruh-radiasi-sinar-ultraviolet.html
(Accessed: 20 April 2018).
Nuzulil, P. (no date) Tips Memilih Sunscreen/Sunblock yang Aman Bebas
Kimia Berbahaya. Available at:
http://www.putrinuzulil.com/pedoman-sunscreen-atau-sunblock/ (Accessed: 22
April 2018).
WHO (2009) ‘Ii. Tinjauan Pustaka’, p. 9.
Yesinia (2016) Ladies, Waspadai Bahan Kimia Berbahaya Ini Pada
Sunscreen-mu | Body&Skincare | beautynesia. Available at:
http://beautynesia.id/10100 (Accessed: 22 April 2018).
Comments
Post a Comment